Zaman terus berganti, terasa sangat cepat. Berbagai permasalahan timbul tenggelam, tak peduli apapun itu. Generasi Indonesia terus bertumbuh, berganti dengan manusia-manusia yang baru, secara fisik, mental, maupun pemikiran. Namun, apakah tidak ada persamaan diantara generasi yang terus bertumbuh dan berkembang itu?? Jawabnya sudah jelas: ADA!!
Kita dilatar belakangi oleh SEJARAH yang sama. Suka atau tidak suka, kita sebagai pemuda generasi baru Indonesia, berdiri di atas tanah yang diusahakan dengan curahan tenaga, pikiran, tetesan darah dan keringat, juga air mata. Itu semua demi apa?? DEMI KITA, Saudara.. Bayangkan saja, kalo orang-orang dulu tidak peduli akan nasib kita sebagai penerus, apakah kita bisa melihat bendera Merah-Putih berkibar?? Andaikan saja kalau para pemikir dan pejuang masa lalu lebih mementingkan kepentingan keluarga dan pribadinya, mau jadi apa kita sekarang?? Mungkin kita masih melihat saak keluarga kita, ataupun mungkin kita sendiri, berdiri lemas sambil bertelanjang dada, meminta belas kasihan bangsa asing, menjilat-jilat kakinya…
Sekarang, apa jadinya?? Kita itu tidak tau berterima kasih!! Lupa cara bersyukur!! Lihat saja keadaan negara kita sekarang. Hancur lebur akibat ulah rakyatnya sendiri, yang telah diperjuangkan.. KKN seolah sudah menjaadi budaya yang mengakar, hasil-hasil alam sudah ‘direlakan’ ke pihak asing, para legislatif yang seperti anak kecil, sering disuap..
Nah, kata orang, harapan ada pada generasi muda sekarang untuk membawa perubahan. Saya tanya, APA BISA?? Generasi muda sekarang itu mayoritas seperti bukan pemuda-pemudi Indonesia, namun ‘di Indonesiakan’. Liat saja buktinya, seolah anak muda sekarang itu tidak ada pedulinya terhadap bangsanya, bahkan ada teman saya yang mengaku SAMA SEKALI TIDAK BANGGA MENJADI BANSA INDONESIA, DAN MEMYESAL MENJADI BANGSA INDONESIA. Sungguh ironis. Dengar saja kalau anak muda sampai para pejabat sekarang berbicara di depan TV, campur aduk bukan bahasanya? Ke mana bahasa kita yang diperjuangkan itu???
Iya, saya tahu ada juga yang berusaha peduli, dengan demo-demo kebijakan pemerintah maupun tentang banyak kasus yang terjadi. Sekarang, apakah perjuangan sampai di situ saja?? banyak terjadi kasus, 10 tahun berikutnya ketika dimanjakan dengan uang dan kekuasaan, ia akan terlena tak berdaya, meninggalkan semua ideologi yang dianutnya.. NOL BESAR saudara-saudara…
Untuk itulah, saya meminta kepada para generasi muda khususnya, untuk lebih menghormati sejarah, lebih mensyukuri kehidupan yang ada. Apalah arti uang dan kekuasaan itu, jika tubuhmu hampir mati diinjak sang waktu? Tidak ada. Harta yang paling berharga adalah keselarasan antara pemikiran, jiwa, raga, dan tentunya harapan. Jiwa dan raga akan mati, naum pemikiran dan harapanmu akan tetap hidup. Jika dibiarkan begini terus, hendak ke mana kita kelak???
BlogApuccino 